Dalam Hatiku Ada Ruang
selalu ada tempat bagimu
berteduh dari hujan
ataupun menunggu pagi
juga seruang dalam hati
mematrikan diri dari segala dedah
tak berhulu
yah,
aku selalu merapikan tempatmu
menunggumu untuk bermalam
membahas cerita pertemuan kau dan aku atau menghitung bintang-bintang
sampai kita berdua lupa
hari ini kamis
Tawangmangu, Akhir 2007
Malam Perjaka
semuanya terjadi
engkau berkelana menyusuri seluruh rasa
keubun-ubunmu
luruh peluh
penuh keingintahuan
saat itu
kau terhanyut oleh guguran daun
ketika lembarannya jatuh mencium tanah
selebihnya engkau terkwatrin
hingga kau lepaskan satu demi satu keluguanmu
dari segala
bukti ketiadaanmu
tak ada gerakanmu yang membuatku yakin
engkau benar-benar belum tahu
sekadar buncah yang menjalar ke samudera aortamu
itu saja,
Donggala 2007
Suatu Ketika
ada katak termangu
matanya menghadap keleluasaan malam
entah dia lihat bulan seperempat itu
atau menanti hujan tiba-tiba
lalu dia melompat
ke arahku
aih,
ditengadahkannya lenggok kepalanya
sesekali mengajakku bergurau
dalam bahasa yang tak kupahami
entah apa maksudnya
aku ikutikutan termangu
mencoba mengerti polahnya dengan senandung yang akrab kudengar
kala petir berkoar,
mengabarkan untuk mencari tempat teduh
hanya saja
dia terus mendekatiku
melompat
dan terus bersuara; ‘bukan itu maksudku,’
Surabaya, 24 Agustus 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar