HUJAN BULAN AGUSTUS
aku harus buru-buru
ke teras belakang rumah
mengangkat semua jemuran yang terlanjur aku asingkan
untuk memamah hari yang tadi pagi nampak ceria
murung tiba-tiba
mungkin prakiraan cuaca tidak dapat lagi dipercaya
padahal angin pantai utara bertiup ke tenggara
mungkin juga kemarau sudah bosan mendengar keluhan manusia
(ketika hujan mengharap panas dan ketika kemarau mengharap hujan buatan)
atau mungkin iklim mengajak hari untuk bercanda
mungkin
hujan bulan agustus
menandai kegelisahan yang tak kuasa keluar dari himpitan dan kekakuan waktu
membasahi para pejalan kaki di emper
membasahi bangunan real estate
membasahi kebun nenek imah
membasahi balong ikan di pemancingan
membasahi tubuh kekasihku yang gagal memperoleh pekerjaan
membasahi panggung van der vijl kami
hujan bulan agustus
merenyuhkan kenangan masa lalu yang kami lalui di
setiap kemarau di bulan agustus
di tahun-tahun lalu
dan menjejerkan papuyu yang kami tangkap
ke atap rumah
mudah-mudahan besok bisa kau nikmati sayur bayam dan ikan kering
hasil usaha keras di musim kemarau
hujan bulan agustus
membasahi ingatanku
Banjarbaru, Ogost 2008
KEPADA CAPUNG DEWANGGA
pemberi nama
jumat itu adalah hari ulang tahunku
tak ada coklat dan sepatu baru
hanya beberapa batang strawberry yang diselipkan mbak heni ke saku blazerku
setelah pulang dari kebun bang indro di kalisoro petang tadi,
disaksikan sebatang lilin dengan cahaya redup
juga riuh amin dari kawan-kawan aktivis
(calon kader bangsa, sahut pak tri)
lereng tawangmangu
hari itu dipenuhi sesak
sajak-sajak
mulai dari nias, rote, banjarmasin, tanjung karang, bandung, payakumbuh, lhoksumawe, jogja, banten, hingga sentani
mengiringi batang usia
melepas remaja
jumat itu adalah hari ulang tahunku
secarik harapan dari jiwa seorang demonstran mengalir lewat lamat-lamat orasinya
dia tuliskan ke dalam puisi
… terbanglah pipit kecil langit masih biru
Surakarta, Nopember 2007
SOLO BALAPAN
kepada ayahanda raditya putra
kita terpisah di stasiun ini
pemberhentian sejenak sebelum kita pastikan
melanjutkan perjalanan
aku tahu
kamu pulang ke kebumen
menemui sanak famili, astri dan adik kandungmu yang baru belajar menghitung angka
dan sehampar ladang yang telah memberimu keyakinan bahwa hidup adalah membalik tanah
serta kebun yang mengajarimu bagaimana bekerja mengolah
dan memanen umbi-umbian
dengan kesemangatan
sejenak kuberpikir di benak,
apa saja yang telah aku gali di ladang usiaku
apakah juga membalik tanah sepertimu
atau hanya terpatri
memasung diri karena tak mampu mencangkul tanah tandus penuh bebatuan
ya…
aku tidak seperti yang kau kira
karena aku dibesarkan di bantaran sungai martapura yang mengajariku berlayar ke muara-muara mengenali barito, tabunio, dan jenis ikan tawar yang dijual pamanku setiap pasar arba
stasiun hidup kita tak sama
perjalanan berikutnya pun tentu tak sepemahaman
jiwaku dengan gaya laut merah
jiwamu dengan gunung merapi
(namun sama-sama membara)
St. Solo Balapan, 2007
AGIA AN’AMTA ZULFA: ANANDA YANG BERHASIL TERBANG KE BULAN
(doa suku asli Kalimantan: dayak, kutai dan banjar) Amin!
nanda hanya dibesarkan dari keluarga biasa
tak ada kelebihan yang bisa nanda pamerkan sebelumnya
karena bunda telah jatuh cinta pada kemiskinan ayahmu dan kesederhanaannya dalam memahami dunia
: hanya sementara
bunda pernah ajarkan bahwa orang pertama yang pergi ke bulan adalah astronot neil amstrong
lalu apollo sebelas diluncurkan
membawa berita bahwa manusia bisa menembus angkasa
dan kita percaya ada banyak lagi orang-orang yang akan terbang ke bulan
: menembus keterasingan dan kebebasan
ayah tak pernah menyangka
kalau osamah bin laden mampu menggemparkan dunia melalui teror bom yang juga pernah terjadi di penghujung tahun empat puluh tiga ketika sekutu menjatuhkan bom di pelabuhan pearl hour boar
atau meledaknya senjata massal pada perang dunia kedua di korea
ayah hanya mampu menggelengkan kepalanya
: tak kuasa berkata
lalu pada abad ke dua puluh
kami membesarkan agia an’amta zulfa sebagai anak seorang serdadu perang
dengan keterbatasan yang kami punya
bunda ajarkan memintal kata-kata untuk dijadikan senjata dalam berbicara
juga beberapa cara bersikap ala banjar kemelayu-layuan
: etika dan budaya
ayah ajarkan cara-cara bertahan dari ancaman musuh yang menjajah bumi kelahiran
serta mengusir orang-orang asing yang menjual kekayaan batu bara, minyak bumi, dan kayu-kayu gelondongan ke luar negeri
ayah
bunda
tak pernah menyangka kalau nanda juga berhasil menyamai popularitas astronot neil
: terbang ke bulan
karena tak mengira nanda Agia An’amta Zulfa
mampu mengibarkan bendera BORNEO MERDEKA di ranah Kalimantan!!
Bumi Lambung Mangkurat, 2008
LAWANG SEWU
padahal aku sudah tiga kali ke kota ini
tetapi hanya kali ini kesempatan memberi peluang untuk memasuki
area beribu pintu yang di jaga binatang-binatang masa lalu
: anjing dan kuda
dulu sekali para leluhur
membangun jiwa-jiwa merdeka lewat pintu jendela yang mengarah ke utara, selatan, timur dan barat untuk dijadikan asas dalam berkehidupan
: menghirup udara bebas
disinilah para tetua
mulai menata dan meramu tujuan pada era kolonial
sebuah gerbang masuknya informasi dari segala penjuru nusantara
: tak terkecuali
bangunan yang kokoh
menandai kekuatan yang berakar dan menradisi
arti sebuah perjuangan sebagai lalu lintas komunikasi
: kala itu
aku hanya terkagum-kagum
seperti royal yang tak kalah ramainya dari malioboro
di sini ada yang tak kalah hebatnya dari jembatan barito karena mampu mencap
: semarang pesona asia
Semarang, Januari 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar