Minggu, 11 Januari 2009

puisi 8

MENAHAN SUARA


suaramu tak bisa kukenali lagi
karena teriak dan paraunya sudah membaur
dalam kepungan udara
jadikan jarak dan teratak ruang dalam bilur sempaga

semuanya dibesarkan
dalam bahasa kesatuan yang diadatkan dalam pantun berpauh
: agar estetik

suaramu terdengar merintih
di pertigaan jalan yang mengajarimu berdendang
menerima takdir manusia dalam kodrat di luar akalmu
lalu kau terima
: agar hatimu bisa terkendali

sedangkan kakimu yang terbakar itu
belum bisa mengenali suara-suara
dalam hilir-hilir
lalu-lalang perjalanan
: tak pernah paham

pelan kau rapatkan
diri ke suara-suara yang lain
: kau hanya orang kota yang membicarakan ketimpangan alam


Banjarbaru, 2 Januari 2009
TERIMA KASIH APRESIASI ANDA. SEMOGA ANDA AKAN KEMBALI MENGAPRESIASI PUISI-PUISI SAYA